Top Ujung Quotes

Browse top 20 famous quotes and sayings about Ujung by most favorite authors.

Favorite Ujung Quotes

1. "Di baris ke tujuh sebelah kiri, empat kursi dariujung, Tuhan duduk dan menangis. Di tangannya tergenggam sebuah dadu. Pada semua sisinya tertulis: dosa."
Author: Avianti Armand
2. "Cintaku ada di ujung jari-jariku"
Author: Cit?a ?iZcha Maya
3. "Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama dengan apa yang kita pikirin. Ujung-ujungnya kita juga tahu kok, mana yang diri kita sebenernya, mana yang bukan diri kita. Dan kita juga tahu apa yang pengen kita jalani.Keenan."
Author: Dee
4. "Ujung-ujungnya kita juga tahu kok, mana yang diri kita sebenernya, mana yang bukan diri kita."
Author: Dee
5. "Aku menyebut Thomas laki-laki selai kacang.""Bagaimana bisa?""Dia tidak suka stroberi. Dia suka selai kacang. Kamu tahu bagaimana pendapatku mengenai selai kacang?"Timur menggeleng."Huwek!" Aggi mengernyitkan kening dan mengerutkan ujung hidung. Lalu, dia merendahkan nada suara. "Et alors, les fraises est trop infantile! Je ne l'aime pas! [Jadi, stroberi itu terlalu kekanak-kanakan! Aku tidak suka!]"
Author: Desi Puspitasari
6. "Seperti sungai yg mendamba lautan. Ujungnya, hanya tinggal aku, tenggelam dalam kesedihan"
Author: Dodi Prananda
7. "Karena aku tahu di ujung cinta ini tidak ada kebahagiaan, tapi aku tetap jatuh ke dalamnya."
Author: Fenny Wong
8. "Kegagalan kita untuk memaafkan, kesediaan kita untuk mengakui dendam, adalah penerimaan tentang batas. Setelah itu adalah doa. Pada akhirnya kita akan tahu bahwa kita bukan hakim yang terakhir. … Di ujung sana, Tuhan lebih tahu.(Caping 1, h. 87)"
Author: Goenawan Mohamad
9. "Artinya kita selalu berada di tengah jembatan, bukan di ujung tujuan. Ilham kita bukan Tuhan yang segagah dalam lukisan Micheangelo, tapi tubuh yang terbungkuk kena dera yang pada saat yang genting ditinggalkan Bapanya, tanpa sebab, tanpa jawab. Tapi kita tahu, ia tak sendiri, kita tak sendiri."
Author: Goenawan Mohamad
10. "Hujung akal itu fikir, pangkal agama itu zikir"
Author: Hamka
11. "Saya dalam gelap.Dan salah siapa kalau saya tak nampak?Kenapa orang keliling hanya pandai bising.Tapi tak pandai menghulur tangan?Jangan pernah 'judge' masa lampau orang lain. Mana mungkin kita tahu jika masa lampaunya tu adalah masa depan kita.Jangan pernah merasa kita mulia jika baju kita putih dan tak pernah bercemar noda, kalau tak pernah kita hulur tangan kepada mereka yang bergelumang lumpur dan kotor.Jangan rasa bagus dengan hanya menggeleng kepala dan bising pada yang salah dan pincang, jika tak pernah kita sinsing lengan untuk membetulkan dan membantu.Jangan menyalahkan mereka yang larut hanyut, jika tak pernah nak cuba tarik mereka yang lemas dan tenggelam. Apatah lagi nak mengajarkan mereka berenang atau meminjamkan pelampung.Moga hari ini, esok dan akan datang adalah yang baik-baik 'je' sampai ke penghujung nyawa. Moga walau hari ini adalah hitam, kelabu dan kelam tapi esok masih punya harapan untuk jadi pelangi seribu warna. Minta dengan doa."
Author: Hlovate
12. "Seol : "Kenapa Nona tidak mengantarkannya keluar? Kenapa Nona hanya duduk di sini? Kenapa?(Wol tersneyum menjawab tanpa ekspresi)Wol : "Setiap kali ujung pakaiannya menyapu gerimis yang membawanya kesini, dan setiap kali gerimis yang beristirahat di atas rumput, beristirahat di atas tanah, dan beristirahat bersama embusan angin membasahi setiap bagian pakaiannya, maka itu berarti aku sedang mengiringinya sampai ke istana..."
Author: Jung Eun Gwol
13. "Bulan Merahlalu ditenggak darah bulan merahlolongnya yang serigala hingga ujung benuasebayang lindap sebayang lindap melayar-layarbulan merah mengucur airmatadengusnya yang api memunahkan negeri-negerisebusur waktu sebusur waktu meluncur-luncurtatap bulan merah di waktu malam merapat di ubun-ubunhingga purnamanya penuh sempurna sebugil bulat sebugil bulan menggigil-gigilo, bulan merah di puncak sunyi geliat sepi amuknya!"
Author: Nanang Suryadi
14. "Biar!tak kau ingat lampu-lampu yang menyihir kita menjadi orang yang mentertawakan dunia. tak kau ingat keringat meleleh di langkah kaki, di punggung, kening, menantang matahari! menunggingkan pantat ke muka-muka orang-orang yang dipuja sebagai dewa! o, engkau telah membunuh kenangan demikian cepat. seperti kulindas kecoak dengan ujung sepatuku. perutnya yang memburai, putih, mata yang keluar dari kepala, masih bergerak-gerak. aku menjadi pembunuh. seperti dirimu. demikian telengas. tanpa belas. kepada kenangan. biar. jika kau tak mau temani. biar kurasakan nyeri sendiri. di puncak sepiku sendiri!"
Author: Nanang Suryadi
15. "Lalu bapakmu akan berkata, bintang tak pernah secantik tampakannya, tak sedekat yang kita duga. Ia cuma penghias panas malam para pemimpi.Tapi aku mau terbang. Aku mau menyentuh bintang. Jika ujung jariku melepuh, akan kubelah lima. Dan pulang dengan sepasang tangan berjari lima puluh."
Author: Nukila Amal
16. "Tika usia di hujung mimpisebuah masa lalu menjadi igau ngeri."
Author: Shamsudin Othman
17. "Ia, Tan Malaka, orang pertama yang menulis konsep Republik Indonesia... Tapi hidupnya berakhir tragis di ujung senapan tentara republik yang didirikannya."
Author: Tan Malaka
18. "Cinta itu hanyalah tenaga untuk menajalani hidup, bukan ujung perjalanan yang menjadi tujuan."
Author: Tasaro G.K.
19. "Jika kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan."
Author: Tere Liye
20. "Reformasi tanggung berujung korupsi tak tanggung-tanggung."
Author: Toba Beta

Ujung Quotes Pictures

Quotes About Ujung
Quotes About Ujung
Quotes About Ujung

Today's Quote

Las revoluciones se producen en los callejones sin salida.Cuando la verdad es demasiado débil para defenderse y tiene que pasar al ataque."
Author: Bertolt Brecht

Famous Authors

Popular Topics